Membaca Alquran dengan Baik dan Benar Hukumnya Apa? Begini Penjelasan Lengkapnya!

Setiap muslim yang normal tentunya ingin bisa membaca quran dengan baik dan benar. Sebab Al-Quran adalah kitab utama umat muslim. Setuju?

Tapi, sebelum kita membahas lebih lanjut terkait hukum dan lainnya, kita harus samakan dulu persepsinya. Sebab, masih banyak masyarakat umum yang salah persepsi dengan kata “baik dan benar”.

Membaca Quran dengan baik dan benar, seringkali dikaitkan dengan orang yang membaca Al-Quran dengan nada-nada serta suara yang bagus sesuai dengan irama tertentu. Ada nada naik, ada nada turun, dan lain sebagainya.

Padahal, konsep dari membaca Quran yang baik dan benar adalah, membaca setiap ayat Quran menggunakan kaidah tajwid yang benar. Bukan hanya berdasarkan keindahan suara yang terdengar.

Nah, maka sebaiknya sebelum belajar melagukan bacaan Quran atau yang dikenal dengan ilmu maqamat, bukan ilmu Qiraat ya. Harus diawali dengan pondasi ilmu tajwid yang kokoh terlebih dahulu.

Nah, sudah sepaham semua ya? Jika sudah, waktunya kita melanjutkan bahasan terkait hukum membaca Quran dengan baik dan benar atau membaca dengan tartil. 

Salah satu yang menjadi dasar adalah firman Allah dalam Al-Quran Surat Muzzammil ayat 4

Arti ayat ini sesuai dengan terjemah kemenag adalah; “Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan.” Namun jika kita mengacu pada para ulama-ulama tajwid di kitab-kitab mereka, serta beberapa dauroh Quran yang pernah saya ikuti, arti dari ayat tersebut adalah; “Dan tartilkanlah Al-Quran dengan setartil-tartilnya”.

Baca Juga : Apa yang Dimaksud dengan Tartil dalam Membaca Al-Quran?

Apa artinya? Itu menunjukkan bahwa membaca Quran dengan tartil atau sesuai dengan kaidah tajwid itu hukumnya fardhu ‘ain. Kewajiban bagi setiap individu muslim tanpa terkecuali. 

Hal ini juga diungkapkan oleh Imam Ibnul Jazari dalam Kitab Muqaddimah Jazari-nya. Beliau menjelaskan bahwa mempelajari hukum-hukum tajwid itu hukumnya fardhu kifayah, akan tetapi membaca Al-Quran dengan aturan tajwid itu hukumnya fardhu ‘ain.

Imam Ibnul Jazary menjelaskan bahwa membaca Al-Quran dengan kaidah tajwid itu hukumnya wajib. Maka, barangsiapa yang membaca Al-Quran tidak memakai kaidah tajwid, ia bisa terjatuh kedalam dosa, jika ia melakukannya dengan sengaja. Sebab Al-Quran diturunkan pertama kali sudah satu paket dengan cara membacanya (ilmu tajwid).

Dari penjelasan tersebut, dapat kita simpulkan bahwasanya ada dua jenis orang yang tidak bisa membaca atau masih terbanyak banyak kesalahan saat membaca Al-Quran.

  1. Orang yang tidak bisa membaca Al-Quran atau masih banyak kesalahan dalam membaca hurufnya, namun dia tidak mau belajar, maka ia bisa terjatuh ke dalam dosa. Karena ia termasuk golongan yang sengaja membaca Quran tanpa kaidah tajwid.
  2. Orang yang tidak bisa membaca Al-Quran atau masih banyak kesalahan dalam pengucapan setiap hurufnya, namun ia dalam proses belajar atau masih terus belajar, maka ia akan mendapatkan 2 pahala, yaitu pahala belajar dan pahala membaca walau dalam kondisi yang susah.

Maka bagi orang yang masih banyak sekali kesalahan di dalam membaca Al-Quran, maka hukum belajar tajwid bisa menjadi fardhu ‘ain sampai ia terbebas dari lahn (kesalahan).

Maka, sudah sangat jelas sekali bukan?

Bahwa hukum membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah tajwid adalah wajib bagi setiap muslim. 

Bahkan tidak sekedar wajib, namun Allah juga akan memberikan balasan yang luar biasa bagi orang-orang membaca Al-Quran dengan tartil.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra., bahwasanya Rasulullah bersabda, “Yang mahir membaca Al-Quran akan bersama dengan malaikat yang terhormat lagi mulia, dan yang terbata-bata saat membaca Al-Quran serta mengalami kesulitan, maka ia akan mendapatkan dua pahala”.

Nah, agar bacaan kita bisa tartil, bisa lancar, bisa baik dan benar, maka kita harus belajar ilmu tajwid. Kita harus belajar mana yang harus dibaca panjang, mana yang harus dibaca pendek, bisa membedakan pengucapan 1 huruf dengan huruf yang lainnya, mana yang dibaca tebal, mana yang dibaca tipis, dimana harus berhenti, dimana harus memulai bacaan kembali, dan lain sebagainya.

Semua ilmu itu dibahas tuntas dalam ranah ilmu tajwid. Maka sebagai seorang muslim, belajar tajwid dengan tujuan agar bisa membaca Quran dengan tartil itu harus diupayakan. Tidak bisa datang dengan sendirinya.

Jangan sampai kita rajin belajar bahasa Inggris, Perancis, dan lain-lain, namun enggan untuk belajar bahasa Quran. Naudzubillah.

Posting Komentar untuk "Membaca Alquran dengan Baik dan Benar Hukumnya Apa? Begini Penjelasan Lengkapnya!"